![]() |
Ilustrasi bayi / foto:pixabay |
Sahabat Perawat - Mengenal masalah apa yang akan muncul pada bayi prematur.
Apa itu prematur?
Prematur menurut badan kesehatan dunia (WHO) " Bayi yang lahir pada usia kehamilan 37 minggu atau kurang dari 37 minggu" atau sering kita sebut bayi kurang bulan (BKB). Mengapa pentingnya kita mengetahui masalah-masalah yang akan muncul pada bayi prematur, karena prematur merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas neonatus, dan mengidentifikasi dari awal penyebab kelahiran prematur serta masalah pada bayi prematur guna membantu peran tenaga medis untuk mengoptimalisasi pemberian asuhan keperawatan manajemen neonatus berisiko tinggi yang tepat sasaran.
1. Faktor janin : gawat janin, kehamilan kembar, eritroblastosis, hydrop non imun.
2. Faktor placenta : placenta previa, abruptio placenta (solusio placenta).
3. Faktor uterus : Uterus bikarbonat, dan serviks tidak kompeten.
4. Faktor ibu : Ibu dengan pre eklamsia, penyakit medis kronis (seperti jantung, DM, hypertensi), infeksi (listeria monositogenes, ISK).
5. Faktor lainnya : Ketuban pecah sebelum waktunya, polyhidramnion, oligohidramnion, dan latrogenik.
Masalah yang sering muncul pada bayi prematur seperti :
1. Ketidak stabilan suhu
Penyebab gangguan thermoregulasi karena berkurangnya produksi panas karena produksi lemak coklat (brown fat) yang masih sediki dan ketidakmampuan bayi prematur untuk menggigil
2. Kesulitan bernapas
Defisiensi surfaktan paru yang mengarah ke sindrom gawat pernapasan. Apa itu surfaktan? "Surfaktan berfungsi menjaga alveolus untuk tidak kolaps. Surfaktan terbentuk pada usia kehamilan 30 minggu, dan baru akan matang saat memasuki usia kehamilan 34 minggu. Resiko aspirasi karena resiko tersedak akibat reflek batuk yang buruk, dan tidak terkoordinasinya reflek hisap dan menelan dengan baik.
3. Masalah yang berhubungan dengan gastrointestinal dan nutrisional
- Penurunan motilitas usus.
- Penurunan pencernaan dan absorsi vitamin yang larut dalam lemak.
- Defisiensi enzim laktose jonjot usus.
- Meningkatnya resiko EKN/NEC.
NEC (necrotising enterocolitis) yaitu kerusakan pada mukosa usus neonatal dimulai pada ileum distal dan kolon proksimal dan ditandai dengan nekrosis inflamasi terutama pada bayi prematur dan BBLR. Jika stadium NEC sudah sampai nyeri tekan dan acites, tampak pneomatosis, warna abdomen kebiruan, tegang dan mengkilap membutuhkan tinsakan bedah (operasi).
4. Ketidak matangan fungsi hati
Mengakibatkan konjugasi dan ekskresi bilirubin yang terganggu, bayi kurang bulan (BKB) atau prematur akan banyak terkena hyperbilirubin.
5. Masalah neurologis
- Kejang
- ROP (Retinopathy Off Prematurity), yaitu adanya perkembangan pembuluh darah yang abnormal pada bayi prematur yang menyebabkan kebutaan.
6. Ketidak matangan ginjal dan saluran kemih
- Eliminasi obat oleh ginjal mungkin sangat menurun.
- Ketidak seimbangan elektrolit : hiponatremia/hypernatremia, hyperkalemia/glikosuria ginjal.
7. Ketidak matangan sistem imunologis
Risiko tinggi terkena infeksi karena bayi prematur tidak mengalami transfer transplasental IgG maternal selama trimester tiga.
8. Masalah-masalah kardiovaskuler
- Masih terbukanya patent duktus arteriosus (PDA) umum terjadi pada bayi prematur.
- Hypotensi/hypertensi.
9. Masalah-masalah hematologis
Seperti : anemia, hyperbilirubinemia, koagulasi intravaskuler terdiseminasi (DIC), perdarahan pada BBL (HDN).
10. Masalah-masalah metabolisme
Seperti hipokalsemia, hipoglikemi atau hyperglikemia.
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk setiap masalah yang mungkin muncul pada bayi prematur seperti pemeriksaan laboratorium (hitung leukosit dengan diferensial, pengukuran glukosa serial, natrium, kalium, kalsium serial, pungukuran bilirubin serial, gas darah arteri, CRP dan kultur biakan jika di perkukan). Serta pemeriksaan lainnya seperti : foto rontgen, sonografi kranial dalam skriningnya biasanya dilakukan pada hari ketiga kecuali jika ada indikasi dan echo jantung jika diperlukan.
Tatalaksana bayi prematur :
Diruang operasi maupun kamar bersalin kebidanan.
- Ruang bersalin harus memiliki peralatan dan staf medis yang memadai.
- Resusitasi dan stabilisasi memerlukan staf dengan kualifikasi dan peralatan yang memadai.
- Oksigenasi dan sistem thermoregulasi yang memadai.
Di unit rawatan :
- Pengaturan suhu harus diarahkan menuju pencapaian lingkungan suhu netral sesuai dengan prosedur.
- Terapi oksigen dan ventilasi yang memadai.
- Kolaborasi perawat dengan tenaga dokter dalam pemantauan dan pemberian terapi cairan elektrolit saat keadaan neonatus kehilangan air dalam jumlah besar yang tidak seharusnya, serta mempertahankan hidrasi yang baik, konsentrasi glukosa, dan elektrolit plasma normal.
- Pemberian nutrisi.
Bayi prematur mungkin memerlukan pemberian makanan gavage atau nutrisi parenteral.
- Memantau terjadinya hyperbilirubinemia.
Biasanya dapat diatasi secara efektif dengan observasi yang tepat perubahan warna kulit kearah ikterus/jaundic jika terjadi perubahan warna kulit monitor kadar bilirubin secara hati-hati dan menggunakan fototerapi.
- Tranfusi tukar mungkin diperlukan jika dalam kasus-kasus bilirubin sudah parah.
- Antibiotik spektrum luas harus dimulai ketika dalam pemberian asuhan keperawatan petugas menemukan kecurigaan adanya infeksi menguat, kolaborasikan dengan dokter.
- Kolaborasi dengan dokter untuk mempertimbangkan pemberian antibiotik anti staphilokokus untuk BBLSR yang telah mengalami berbagai prosedur atau telah tinggal di rumah sakit untuk jangka waktu yang lama.
(Sahabat Perawat)
Komentar
Posting Komentar