Langsung ke konten utama

Waspadai Komersialisasi SKP PPNI

Ilustrasi komersialisasi/foto : alana,io

Sahabat Perawat - Sebagai tenaga keperawatan kita sudah tidak asing lagi mendengar istilah SKP (Satuan Kredit Profesi). SKP ini perannya sangat penting bagi seorang perawat, yaitu sebagai sayarat untuk melakukan perpanjangan STR (Surat Tanda Registrasi). Hal ini dijadikan bukti seorang perawat telah melakukan pengembangan keprofesiannya dalam periode 5 tahun yang diberikan oleh organisasi profesi.

Berdasarkan Permenkes 1796 tahun 2011, setiap perawat sekurang-kurangnya harus memiliki 25 SKP dalam 5 tahun untuk perpanjangan STR
Target 25 SKP dalam setahun sebenarnya tidak terlalu sulit untuk diraih, cukup dengan mengumpulkan 5 SKP saja dalam satu tahun. Jika dibandingkan dengan profesi kedokteran yang mengumpulkan 250 SKP dalam 5 tahun. Jadi sahabat perawat tidak perlu panik untuk meraih SKP tersebut.

Rincian penghitungan SKP adalah sebagai berikut :
1. Kegiatan Praktik Profesional (min 2.5 SKP - max 5 SKP/5 tahun)
2. Pendidikan Berkelanjutan (min 10 SKP – max 20 SKP/5 tahun)
3. Pengabdian Kepada Masyarakat (0 – max 5 SKP/5 tahun)
4. Pengembangan Ilmu Pengetahuan (0 – max 5 SKP/5 tahun)

Kegiatan pendidikan berkelanjutan memiliki porsi lebih banyak yaitu 10 - 20 SKP dalam waktu 5 tahun.  SKP untuk kegiatan pendidikan berkelanjutan dapat dicapai dengan mengikuti berbagai kegiatan ilmiah seperti seminar, simposium, workshop, pelatihan dan bnyak lainnya. Jumlah SKP yang diberikan sudah diatur dengan jelas berdasarkan bobot materi dan jumlah jam efektif selama kegiatan berlangsung.

Karena begitu pentingnya SKP dalam profesi perawat, seakan poin SKP tersebut menjadi incaran bagi para perawat. Hal ini berbanding lurus dengan banyak diadakannya kegiatan ilmiah seperti seminar, workshop, simposium dan sebagainya.  Namun yang menjadi tanda tanya apakah geliat kegiatan ilmiah serupa benar-benar ditujukan untuk meningkatkan kemampuan perawat atau hanya bentuk komersialisasi SKP PPNI. Banyak penyelenggara sepertinya hanya memikirkan keuntungan dibandingkan dengan kegiatan ilmiah itu sendiri.

Poin SKP yang banyak sering dijadikan oleh penyelenggara sebagai jurus ampuh untuk menggaet peserta. Sehingga peserta rela memberikan investasikan berapapun sesuai kemampuannya untuk mendapatkan poin SKP tersebut, bahkan hingga keluar kota. 

Hal tersebut yang kerap dimanfaatkan oleh penyelenggara untuk meraup rupiah dari kegiatan ilmiah yang diselenggarakannya. Berbagai cara dilakukan penyelenggara untuk memberikan SKP yang banyak sebagai komoditi unggulannya yang dapat dikomersilkan. Salah satu bentuk modus komersialisasi SKP yang bisa dilakukan penyelenggara yaitu dengan cara mengurangi waktu kegiatan efektif saat hari H. Bahkan modus yang lebih ekstrem adalah dengan memperjual belikan sertifikat kegiatan ilmiah tersebut. Maksudnya peserta tidak diwajibkan hadir dalam kegiatan ilmiah tersebut, namun peserta diwajibkan melakukan registrasi atau pendaftaran dan membayar biaya kegiatan ilmiah tersebut. Setelah itu peserta mendapatkan sertifikat SKP sesuai dengan yang telah dijanjikan pihak penyelenggara.

Miris bukan Sahabat Perawat ? 
(Sahabat Perawat)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perawat Dan Ruang Lingkup Praktik Keperawatan

Foto perawat RSUD dr. Adnaan WD Payakumbuh // Pict by : M. Idral Sahabat Perawat -  Kita perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan yang menjadi ujung tombak dalam mwujudkan peningkatan derajat kesehatan di Indonesia, baik sejawat yang bertugas di rumah sakit maupun di tempat pelayanan kesehatan tingkat pertama. Namun sudah kenalkah kita dengan siapa kita ? Mari kita bahas secara singkat siapa itu perawat dan apa ruang lingkup keperawatan .

Kredensial Untuk Menentukan Kewenangan Klinis Perawat

ilustrasi perawat/foto : pixabay Sahabat Perawat - Dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien, seluruh perawat harus dipastikan kompetensinya sesuai dengan jenjang klinis yang dimiliki. Masing-masing jenjang klinis memiliki kompetensi, dan standar kompetensi klinis itulah yang dijadikan landasan dalam penyusunan Kewenangan Klinis.

Telenursing Perkembangan Teknologi Kesehatan

ilustrasi online / foto : alana.io Sahabat Perawat -  Era global merupakan awal dari perkembangan dunia secara menyeluruh termasuk didalamnya teknologi informasi. Teknologi informasi telah menjadi kebutuhan yang terus berkembang di berbagai bidang kehidupan. Hal tersebut terjadi sebagai akibat semakin majunya pola pikir manusia yang selalu ingin segera memperoleh informasi secara cepat dan instan tanpa membutuhkan banyak tenaga dan biaya. Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat, banyak dimanfaatkan oleh berbagai pihak dalam memberikan layanan berupa akses informasi yang dibutuhkan, termasuk di bidang kesehatan.