Langsung ke konten utama

Tenaga Medis Rentan Resiko Kerja dan Banyak Dikecam

 
Gambar ilustrasi tenaga medis shift malam // pic : pixabay.com
Sahabat Perawat - Belakangan tenaga medis menjadi viral dikalangan netizen terkait aksi sidak salah satu pimpinan daerah yang sontak menimbulkan pro dan kontra. Namun beberapa hal yang harus diketahui bagi netizen dan tenaga medis itu sendiri. Ada beberapa resiko dan efek negatif bagi pekerja yang bekerja shif malam.

1. Perubahan metabolisme
Bekerja shift di malam hari membuat kadar hormon leptin menurun. Hormon tersebut berfungsi untuk mengontrol berat badan, gula darah, dan kadar insulin. Perubahan hormon tersebut bisa berdampak buruk bagi metabolisme, sehingga berbagai macam penyakit kronis seperti flu lebih mudah menyerang.

2. Meningkatkan resiko kanker
Penelitian dalam International Journal of Cancer menyebutkan bahwa bekerja di shift malam dapat meningkatkan risiko kanker payudara hingga 30% bagi wanita. Hal ini disebabkan, ketidakseimbangan hormon dalam tubuh, salah satunya melatonin yang seharusnya diproduksi ketika seseorang sedang tidur. Namun akibat bekerja, tubuh tidak memproduksi hormon tersebut dan mengalami peningkatan risiko kanker.

3. Memicu obesitas dan diabetes
Tidur terlalu sebentar atau mengubah jam biologis dapat memicu obesitas. Bukan hanya itu, hasil meta-analisis pada Occupational and Environmental Medicine menyebutkan, bahwa kerja shift dengan jadwal yang berubah-ubah mampu meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Peningkatan ini mencapai 42%, sebab kinerja insulin ikut terganggu akibat jam biologis tubuh yang diubah, sehingga mengakibatkan terjadinya resisten insulin.

4. Berisiko terkena penyakit jantung
Selain kanker, bekerja di shift malam juga meningkatkan risiko penyakit jantung, demikian menurut penelitian dalam British Medical Journal.  Peningkatan risiko ini terjadi pada 7% pekerja yang berada pada shift malam hari, sehingga tak jarang jika kondisi kesehatan tubuh secara keseluruhan ikut memburuk.

 5. Menyebabkan depresi
Berbagai penelitian sudah membuktikan bahwa bekerja shift di malam hari memberikan dampak negatif bagi kesehatan mental, yaitu depresi. Bekerja shift meningkatkan risiko perubahan suasana hati dan kondisi labil seseorang.

 6. Mengganggu fungsi otak
Penelitian yang dimuat dalam jurnal Occupational and Environmental Medicine menunjukkan bahwa orang yang bekerja dalam rotasi shift selama satu dekade akan memiliki usia otak yang lebih tua enam tahun. Kemunduran performa otak ini bisa dipulihkan ketika orang tersebut berhenti bekerja shift, tapi butuh waktu lima tahun untuk bisa kembali normal.
Bekerja shift di malam hari membuat kadar hormon leptin menurun. Hormon tersebut berfungsi untuk mengontrol berat badan, gula darah, dan kadar insulin.
Perubahan hormon tersebut bisa berdampak buruk bagi metabolisme, sehingga berbagai macam penyakit kronis seperti flu lebih mudah menyerang.





   

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perawat Dan Ruang Lingkup Praktik Keperawatan

Foto perawat RSUD dr. Adnaan WD Payakumbuh // Pict by : M. Idral Sahabat Perawat -  Kita perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan yang menjadi ujung tombak dalam mwujudkan peningkatan derajat kesehatan di Indonesia, baik sejawat yang bertugas di rumah sakit maupun di tempat pelayanan kesehatan tingkat pertama. Namun sudah kenalkah kita dengan siapa kita ? Mari kita bahas secara singkat siapa itu perawat dan apa ruang lingkup keperawatan .

Kredensial Untuk Menentukan Kewenangan Klinis Perawat

ilustrasi perawat/foto : pixabay Sahabat Perawat - Dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien, seluruh perawat harus dipastikan kompetensinya sesuai dengan jenjang klinis yang dimiliki. Masing-masing jenjang klinis memiliki kompetensi, dan standar kompetensi klinis itulah yang dijadikan landasan dalam penyusunan Kewenangan Klinis.

Dinas Malam DILARANG "Tidur"

Gambar ilustrasi NAPPING  //  pic : cerpen.co.id Dinas Malam Dilarang Tidur !! Ups.. tunggu dulu..